Batasan remaja menurut Drajat (1989: 69) yaitu masa
pemilihan yang ditempuh oleh seorang dari mana anak-anak menjadi dewasa. Dengan
arti lain sebuah situasi yang menjembatangi menuju ke tingkat dewasa. Masa
remaja ini berlansung kira-kira 13 tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun. Akhir
masa remaja antara usia 16 sampai 18 tahun yang oleh Drajat (1989: 75).
Dikatakan masa usia matang secara hukum pada masa ini remaja sangat ingin
dihargai kehadirannya oleh orang sekitarnya.
Pendapat yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan oleh
Suardi (1986: 98) yang menyatakan remaja adalah masa perantara dari masa
anak-anak menuju dewasa yang bersifat kompleks, menyita banyak perhatian dari
remaja itu sendiri dengan orang lain, dan masa penyesuaian diri terdidik.
Selain itu, masa ini juga adalah masa konflik, terutama konflik remaja dengan
dirinya sendiri dengan remaja yang lain sehingga membutuhkan penanganan khusus
yang menuntut tanggung jawab paripurna.
Mengenai ciri-ciri remaja tidak mesti dilihat dari
satu sisi, tetapi dapat dilihat dari berbagai segi. Misalnya dari segi usia,
perkembangan fisik, phisikis, dan perilaku. Menurut Gayo (1990: 638-639)
ciri-ciri remaja usianya berkisar 12-20 tahun yang dibagi dalam tiga fase
yaitu; Adolensi diri, adolensi menengah, dan adolensi akhir. Penjelasan ketiga
fase ini sebagai berikut:
1.
Adolensi dini
Fase ini berarti
preokupasi seksual yang meninggi yang tidak jarang menurunkan daya kreatif/
ketekunan, mulai renggang dengan orang tuanya dan membentuk kelompok kawan atau
sahabat karib, tinggah laku kurang dapat dipertanggungjawabkan. Seperti
perilaku di luar kebiasaan, delikuen,dan maniakal atau depresif. Hal-hal
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Sikap protes terhadap orang tua
Remaja pada usia ini
cenderung tidak menyetujui nilai–nilai hidup orang tuanya, sehingga sering
menunjukkan sikap protes terhadap orang tua. Mereka berusaha mencari identitas
diri dan sering kali disertai dengan menjauhkan diri dari orang tuanya. Dalam
upaya pencarian identitas diri, remaja cenderung melihat kepada tokoh–tokoh di
luar lingkungan keluarganya, yaitu : guru, figur ideal yang terdapat dalam
film, atau tokoh idola.
b. Preokupasi dengan badan sendiri
Tubuh seorang remaja
pada usia ini mengalami perubahan yang cepat sekali. Perubahan ini menjadi
perhatian khusus bagi diri remaja.
c. Kesetiakawanan dengan kelompok seusia
Para remaja pada
kelompok umur ini merasakan keterikatan dan kebersamaan dengan kelompok seusia
dalam upaya mencari kelompok senasib. Hal ini tercermin dalam cara berperilaku
sosial.
d. Kemampuan untuk berfikir secara abstrak
Daya kemampuan
berfikir seorang remaja mulai berkembang dan dimanifestasikan dalam bentuk
diskusi untuk mempertajam kepercayaan diri
e. Perilaku yang labil dan berubah–ubah
Remaja sering
memperlihatkan perilaku yang berubah–ubah. Pada suatu waktu tampak bertanggung
jawab, tetapi dalam waktu lain tampak masa bodoh dan tidak bertanggung jawab.
Remaja merasa cemas akan perubahan dalam dirinya. Perilaku demikian menunjukkan
bahwa dalam diri remaja terdapat konflik yang memerlukan perhatian dan
penanganan yang bijaksana.
2.
Adolensi menengah
Fase ini memiliki
umum: Hubungan dengan kawan dari lawan jenis mulai meningkat pentingnya,
fantasi dan fanatisme terhadap berbagai aliran, misalnya, mistik, musik, dan
lain-lain. Menduduki tempat yang kuat dalam perioritasnya, politik dan
kebudayaan mulai menyita perhatiannya sehingga kritik tidak jarang dilontarkan
kepada keluarga dan masyarakat yang dianggap salah dan tidak benar, seksualitas
mulai tampak dalam ruang atau skala identifikasi, dan desploritas lebih terarah
untuk meminta bantuan.
3.
Adolensi akhir
Masa ini remaja mulai
lebih luas, mantap, dari dewasa dalam ruang lingkup penghayatannya .Ia lebih
bersifat ‘menerima’dan ‘mengerti’ malahan sudah mulai menghargai sikap
orang/pihak lain yang mungkin sebelumnya ditolak. Memiliki karier tertentu dan
sikap kedudukan, kultural, politik, maupun etikanya lebih mendekati orang
tuanya. Bila kondisinya kurang menguntungkan, maka masa turut diperpanjang dengan
konsekuensi .imitasi, bosan, dan merosot tahap kesulitan jiwanya. Memerlukan
bimbingan dengan baik dan bijaksana, dari orang-orang di sekitarnya.
Ciri-cirinya dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Kebebasan dari orangtua
Dorongan untuk
menjauhkan diri dari orang tua menjadi realitas. Remaja mulai merasakan
kebebasan, tetapi juga merasa kurang menyenangkan. Pada diri remaja timbul
kebutuhan untuk terikat dengan orang lain melalui ikatan cinta yang stabil.
b. Ikatan terhadap pekerjaan dan tugas
Sering kali remaja
menunjukkan minat pada suatu tugas tertentu yang ditekuni secara mendalam.
Terjadi pengembangan akan cita–cita masa depan yaitu mulai memikirkan
melanjutkan sekolah atau langsung bekerja untuk mencari nafkah
c. Pengembangan nilai moral dan etis yang mantap
Remaja mulai menyusun
nilai–nilai moral dan etis sesuai dengan cita – cita.
d. Pengembangan hubungan pribadi yang labil
Adanya tokoh panutan
atau hubungan cinta yang stabil menyebabkan terbentuknya kestabilan diri remaja
e. Penghargaan kembali pada orang tua dalam kedudukan
yang sejajar
Secara teoritis beberapa tokoh
psikologi mengemukakan tentang batas-batas umur remaja, tetapi dari sekian
banyak tokoh yang mengemukakan tidak dapat menjelaskan secara pasti tentang
batasan usia remaja karena masa remaja ini adalah masa peralihan.
Pada umumnya masa remaja dapat dibagi dalam 2
periode yaitu:
1.
Periode masa puber
usia 12-18 tahun
a. Masa prapubertas :
peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Ciri-cirinya:
1) Tidak suka diperlakukan seperti anak kecil
2) Mulai bersikap kritis
b. Masa pubertas :
masa remaja awal. Ciri-cirinya:
1) Mulai cemas dan bingung terhadap perubahan fisiknya
2) Memperhatikan penampilan
3) Sikapnya tidak menentu/plin-plan
4) Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib.
c. Masa akhir pubertas : peralihan dari masa pubertas ke
masa adolesen. Ciri-cirinya:
1) Pertumbuan fisik sudah mulai matang tetapi
kedewasaannya psikologisnya belum tercapai sepenuhnya.
2) Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih
awal dari remaja pria.
2.
Periode remaja
adolesen usia 19-21 tahun
a. Mulai menyadari akan realita
b. Sikapnya mulai jelas tentang hidup
c. Mulai nampak bakat dan minatnya
Berdasarkan uraian
mengenai remaja dari segi psikis, dapat disimpulkan bahwa : Ciri perkembangan psikologis remaja adalah
adanya emosi yang meledak-ledak, sulit dikendalikan, cepat depresi (sedih,
putus asa) dan kemudian melawan dan memberontak. Emosi tidak terkendali ini
disebabkan oleh konflik peran yang senang dialami remaja. Oleh karena itu,
perkembangan psikologis ini ditekankan pada keadaan emosi remaja.
Keadaan emosi pada
masa remaja masih labil karena erat dengan keadaan hormon. Suatu saat remaja
dapat sedih sekali, dilain waktu dapat marah sekali. Emosi remaja lebih kuat
dan lebih menguasai diri sendiri daripada pikiran yang realistis. Kestabilan
emosi remaja dikarenakan tuntutan orang tua dan masyarakat yang akhirnya
mendorong remaja untuk menyesuaikan diri dengan situasi dirinnya yang baru. Hal
tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Hurlock (1990), yang
mengatakan bahwa kecerdasan emosi akan mempengaruhi cara penyesuaian pribadi
dan sosial remaja. Bertambahnya ketegangan emosional yang disebabkan remaja
harus membuat penyesuaian terhadap harapan masyarakat yang berlainan dengan
dirinya.
Menurut Mappiare
(dalam Hurlock, 1990) remaja mulai bersikap kritis dan tidak mau begitu saja
menerima pendapat dan perintah orang lain, remaja menanyakan alasan mengapa
sesuatu perintah dianjurkan atau dilarag, remaja tidak mudah diyakinkan tanpa
jalan pemikiran yang logis. Dengan perkembangan psikologis pada remaja, terjadi
kekuatan mental, peningkatan kemampuan daya fikir, kemampuan mengingat dan
memahami, serta terjadi peningkatan keberanian dalam mengemukakan pendapat.
2 komentar:
cantumkan daftar rujukan
GIMANA KABARNYA KAK DETA????
kunjungi :
http://rolisupiawan1.blogspot.com/
Posting Komentar